Jakarta, CNBCÂ Indonesia – Badan Pengatur Hilir Minyak kemudian Gas Bumi (BPH Migas) menekankan pentingnya pemanfaatan gas bumi sebagai transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE). Melihat perannya yang tersebut sangat strategis, dilaksanakan akselerasi pada rangka optimalisasi materi bakar fosil paling ramah lingkungan ini.
“Transisi energi, peningkatan pemanfaatan komponen bakar rendah karbon, kemudian pembangunan infrastruktur energi pada rangka penyediaan energi yang berkeadilan merupakan isu strategis bidang energi yang dimaksud pada waktu ini berubah jadi fokus utama,” ungkap Anggota Komite BPH Migas, Iwan Prasetya Adhi, di keterangannya terhadap wartawan, Hari Senin (12/8/2024).
Khusus untuk gas bumi, upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatannya dilandasi oleh ketersediaannya yang mana cukup juga lebih banyak ramah lingkungan dibandingkan energi fosil lain. Faktor ketersediaan gas bumi juga positif secara dunia usaha dikarenakan dengan besarnya besar cadangan yang ada maka akan lebih banyak menguntungkan akibat dapat dikerjakan perencanaan secara jangka panjang, transparan, lalu dapat diandalkan.
Meski begitu, Iwan mengakui bahwa masih terdapat beberapa orang tantangan pada rangka optimalisasi gas bumi sebagai energi transisi ini. Di antaranya adalah keperluan peningkatan ketersediaan infrastruktur, minat investasi, kepastian pasokan gas bumi dan juga kemudahan birokrasi, dan juga perizinan.
“Agar optimasi (gas bumi) berjalan lancar, diperlukan perencanaan energi lintas sektor juga jangka panjang,” terusnya.
Maka hal yang dimaksud juga berubah menjadi salah satu poin pembahasan penting di Rapat Kerja BPH Migas Semester I Tahun Anggaran 2024 ke Bandung, Jawa Barat pada 8 Agustus 2024 ini juga merupakan bagian yang tertuang pada sambutan tercatat Kepala BPH Migas Erika Retnowati. Sejalan dengan tema yang dimaksud diusung pada Rapat Kerja yaitu “Akselerasi Pemanfaatan Gas Bumi Dalam Transisi Energi Menuju Net Zero Emission”.
Iwan mengungkapkan bahwa penerapan substansi bakar minyak (BBM) yang dimaksud lebih banyak ramah lingkungan kemudian peningkatan pemanfaatan gas bumi sebagai energi transisi sebaiknya dipertimbangkan di penyusunan kegiatan kerja jangka panjang maupun rencana kerja tahunan BPH Migas.
“Eksistensi BPH Migas sebagai badan pengatur bidang hilir migas perlu didukung dengan kegiatan kegiatan yang mana mempertimbangkan perkembangan migas serta kekal berpedoman pada perundangan yang berlaku,” terangnya.
Sebagai inisiatif, BPH Migas melakukan diskusi panel pada Rapat Kerjanya untuk meningkatkan pengetahuan lalu komponen masukan terkait pengembangan arah kebijakan pengangkutan kemudian niaga gas bumi melalui pipa di menggalang transisi energi ini. Menghadirkan para pemangku kepentingan antara lain Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, Direktorat Jenderal Kimia, Farmasi, juga Tekstil Kementerian Perindustrian, SKK Migas, juga Ikatan Korporasi Gas Bumi Indonesia.
Berkaitan dengan optimalisasi gas bumi sebagai energi transisi, sudah pernah dikerjakan revisi Peraturan BPH Migas Nomor 20 Tahun 2019 tentang Lelang Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi pada Rangka Pemberian Hak Khusus. Proses harmonisasi dengan Kementerian Hukum lalu Hak Asasi Orang (Kemenkum HAM) melawan regulasi ini juga telah dilakukan diselesaikan pada Semester I 2024.
Next Article Agar Mudik Aman, ESDM Pantau Aktivitas Bencana Selama Idul Fitri 2024
Artikel ini disadur dari BPH Migas Ungkap Gas Bumi Penting Bagi Energi Transisi, Ini Alasannya