admin
Seorang pria berjalan menyeberangi jalan yang banjir akibat badai tropis maria, di kota Kuji, prefektur Iwate, Awal Minggu (12/8/2024). Badai Tropis Parah Maria melanda daratan Negeri Matahari Terbit utara, dengan curah hujan yang tersebut membesar 368 milimeter (14 inci) di 24 jam hingga Awal Minggu pagi pada kota Kuji, curah hujan tertinggi sejak badan meteorologi mulai mencatatnya di dalam sana pada tahun 1978. (Photo by Yuichi YAMAZAKI/AFP)
Kota yang disebutkan juga mengeluarkan peringatan keras pemindahan mendesak untuk sekitar 8.300 penduduk yang tersebut tinggal ke sepanjang sungai oleh sebab itu kemungkinan luapan air dari bendungan. (Photo by Yuichi YAMAZAKI/AFP)
“Penduduk di wilayah yang tersebut terkena dampak diimbau untuk waspada terhadap tanah longsor, luapan dan juga banjir sungai, dan juga banjir di area dataran rendah, dan juga hembusan angin kencang lalu gelombang tinggi,” kata badan meteorologi yang disebutkan seperti dilansir AFP. (Photo by Yuichi YAMAZAKI/AFP)
Menurut perusahaan listrik wilayah Tohoku Electric Power, sekitar 300 rumah tangga pada Iwate tidaklah mendapatkan aliran listrik pada Awal Minggu sore. (Photo by Yuichi YAMAZAKI/ AFP)
Hingga siang hari waktu setempat pada hari Senin, Maria berpindah di melawan kota Hanamaki di Iwate, menyebabkan hembusan angin hingga 108 kilometer (67 mil) per jam serta menggerakkan ke arah barat laut dengan kecepatan 20 kilometer per jam. (Mandatory credit Kyodo/via REUTERS)
Badai yang disebutkan diperkirakan akan melintasi Jepun serta menuju Laut Negeri Matahari Terbit pada Awal Minggu malam. (Photo by Yuichi YAMAZAKI / AFP)
Artikel ini disadur dari Penampakan Jepang bak ‘Tenggelam’, Digulung Badai Tropis Maria
